Wake up-wake
up…terbangun dengan perasaan excited karena lagi di Paris menuju obyek jalan-jalan
hari kedua. Btw, hotel di Eropa itu standarnya emang di bawah hotel di
Indonesia ya. Hotel bintang 4 di sini setaranya dengan hotel bintang 3. Udah
gitu menu sarapannya ‘cuma’ roti-roti, bacon (yang ga bisa kami konsumsi karena
ga halal), keju, macem-macem selai, yogurt sama sereal. Minumnya teh, kopi, jus
jeruk sama susu. Duh, kangen sarapan di hotel Indonesia niih kebayang-bayang
nasi goreng, bubur ayam, omelette dan sebagainya…hehe ga mau rugi… Beres
sarapan kita cabut ke stasiun, kali ini dengan bus yang untungnya halte bus
deket banget sama hotel. Destinasi kami hari ini adalah Istana Versailles.
Istana ini
letaknya agak di luar Paris, masuknya di zona 4. Tiket metro kami yang valid di
zona 1,2 dan 3 jadinya harus berhenti di stasiun batas zona 3 kemudian kami
membeli single ticket ke stasiun Versailles. Pada saat itu kereta cukup penuh
sama turis. Yak, siapa sih yang ga tau Istana Versailles di mana Raja dan Ratu
terakhir Prancis pernah tinggal? Gaya hidup mereka begitu terkenal dengan membangun
istana luar biasa mewah, pesta-pesta, makanan, baju-baju yang menghamburkan
uang negara di atas penderitaan rakyat miskin Prancis. Sekarang istananya
dijadikan museum yang mengundang kagum jutaan turis setiap tahunnya. Begitu
masuk ke area depan istana…busyeettt antriannya supeerrr panjang! Bikin il-fil
tapi apa daya. Itu antrian yang sudah pegang karcis, belum antri buat beli
karcisnya…huaahh…Hhmmpp, seharusnya datang dari pagi ini sudah agak siang harus
antri pula…terbayang istana dan taman yang luas menunggu, apakah kita bisa
menjelajah ke semua bagian dengan waktu kira-kira setengah hari…hiih…huks…
Bagi yang betul-betul tertarik dengan sejarah
Versailles, di dalam istana banyak sekali lukisan serta video-video presentasi
yang bisa dinikmati pengunjung. Booth-booth souvenir menawarkan barang-barang
chic khas Paris serta buku-buku dalam berbagai bahasa. Anyway yang paling saya
berkesan bukan istana beserta furniture-nya yang super mewah tapi desa kecil di
belakang Petit Triagnon yang dulunya dimiliki Ratu Marie-Antoinette. Suasana
desa ini masih dibuat semirip mungkin dengan suasana dulu kecuali rumah-rumah petaninya
kosong tapi perabot dan area kebunnya masih seperti desa petani Prancis jaman
dulu. Selain itu ada danau dan binatang-binatang ternak yang sengaja dipelihara
di sini. Bikin betah banget… Ga terasa hari sudah mulai gelap dan kami
memutuskan untuk meninggalkan Versailles dan menuju pusat kota Paris untuk
sejenak menikmati Eiffel Tower di waktu malam sambil istirahat meluruskan kaki
yang sudah protes karena kelelahan… Ceritanya masih nyambung nih nantikan
episode 3-nya yaa…
No comments:
Post a Comment