Monday, February 2, 2015

Seri Paris #2 : Istana Versailles


Wake up-wake up…terbangun dengan perasaan excited karena lagi di Paris menuju obyek jalan-jalan hari kedua. Btw, hotel di Eropa itu standarnya emang di bawah hotel di Indonesia ya. Hotel bintang 4 di sini setaranya dengan hotel bintang 3. Udah gitu menu sarapannya ‘cuma’ roti-roti, bacon (yang ga bisa kami konsumsi karena ga halal), keju, macem-macem selai, yogurt sama sereal. Minumnya teh, kopi, jus jeruk sama susu. Duh, kangen sarapan di hotel Indonesia niih kebayang-bayang nasi goreng, bubur ayam, omelette dan sebagainya…hehe ga mau rugi… Beres sarapan kita cabut ke stasiun, kali ini dengan bus yang untungnya halte bus deket banget sama hotel. Destinasi kami hari ini adalah Istana Versailles.

Istana ini letaknya agak di luar Paris, masuknya di zona 4. Tiket metro kami yang valid di zona 1,2 dan 3 jadinya harus berhenti di stasiun batas zona 3 kemudian kami membeli single ticket ke stasiun Versailles. Pada saat itu kereta cukup penuh sama turis. Yak, siapa sih yang ga tau Istana Versailles di mana Raja dan Ratu terakhir Prancis pernah tinggal? Gaya hidup mereka begitu terkenal dengan membangun istana luar biasa mewah, pesta-pesta, makanan, baju-baju yang menghamburkan uang negara di atas penderitaan rakyat miskin Prancis. Sekarang istananya dijadikan museum yang mengundang kagum jutaan turis setiap tahunnya. Begitu masuk ke area depan istana…busyeettt antriannya supeerrr panjang! Bikin il-fil tapi apa daya. Itu antrian yang sudah pegang karcis, belum antri buat beli karcisnya…huaahh…Hhmmpp, seharusnya datang dari pagi ini sudah agak siang harus antri pula…terbayang istana dan taman yang luas menunggu, apakah kita bisa menjelajah ke semua bagian dengan waktu kira-kira setengah hari…hiih…huks…
 
Oke, sudah tidak perlu dibahas bagaimana capenya antri, kami pun memasuki area halaman Versailles. Kami memilih untuk pilih tiket yang harganya 25 Euro per orang di mana bisa masuk ke Istana Versailles, Petit Triagnon dan Grand Trianon. Taman yang luas sebetulnya gratis jadi banyak juga pengunjung yang berolahraga di sini kecuali ketika ingin masuk ke kawasan 3 istana tadi barulah ada penjaga yang akan menyobek karcis sebagai tanda boleh masuk. Tentang sejarah istana ini tentu bisa didapat dengan mudah di internet jadi tidak perlulah dibahas lagi hehe…siapa sih yang ga kenal Ratu Marie-Antoinette dengan gaya hidupnya yang mewah? Taman gaya Prancis selalu dibuat simetris dengan jejeran patung-patung. Untungnya di taman banyak booth makanan dan resto, jadi kami yang kelaparan setelah menjelajah istana Versailles langsung melahap cheese pizza dan es krim untuk lunch sambil duduk di bangku taman. Kalau masalah minum saya selalu membawa botol yang bisa diisi ulang lewat kran-kran air di luar istana. Yang penting sih stamina oke, tapi kalo kira-kira ga kuat bisa sewa sepeda dan semacam kendaraan elektrik kayak di lapangan golf gitu. Kami sih keliling by feet sajaaa…



Bagi yang betul-betul tertarik dengan sejarah Versailles, di dalam istana banyak sekali lukisan serta video-video presentasi yang bisa dinikmati pengunjung. Booth-booth souvenir menawarkan barang-barang chic khas Paris serta buku-buku dalam berbagai bahasa. Anyway yang paling saya berkesan bukan istana beserta furniture-nya yang super mewah tapi desa kecil di belakang Petit Triagnon yang dulunya dimiliki Ratu Marie-Antoinette. Suasana desa ini masih dibuat semirip mungkin dengan suasana dulu kecuali rumah-rumah petaninya kosong tapi perabot dan area kebunnya masih seperti desa petani Prancis jaman dulu. Selain itu ada danau dan binatang-binatang ternak yang sengaja dipelihara di sini. Bikin betah banget… Ga terasa hari sudah mulai gelap dan kami memutuskan untuk meninggalkan Versailles dan menuju pusat kota Paris untuk sejenak menikmati Eiffel Tower di waktu malam sambil istirahat meluruskan kaki yang sudah protes karena kelelahan… Ceritanya masih nyambung nih nantikan episode 3-nya yaa…

 

No comments:

Post a Comment