Showing posts with label Netherland. Show all posts
Showing posts with label Netherland. Show all posts

Friday, March 6, 2015

Makan-makan di 5 Indonesian Restoran Halal di Den Haag


Udah lama nih ga review restoran, padahal saya dan suami kan lagi seneng-senengnya wiskul. Nyoba makan di tempat baru yang halal di Rotterdam sini, ato ke Den Haag, soalnya di kota ini banyak bertebaran resto Indonesia. Menurut data 50% penduduk Den Haag merupakan pendatang dari berbagai negara. Jumlah orang Indonesia sangat banyak di sini, otomatis kalo mau makan enak dengan menu khas Indonesia tidak sulit. Bagi muslim yang berkategori halal pun banyak. Hmm…kalo kebetulan sedang di Den Haag yang merupakan pusat pemerintahan Belanda sempatkan mampir deh ke resto-resto menu Indonesia ini. Memang rasa-nya sedikit berbeda dengan rasa resto di Indonesia tapi bisa dikatakan enak-enak lah…apalagi kalo lagi kelaparan dan gratis hehe…plus di negeri nun jauh ini pasti kangen dengan masakan berbumbu yang lekat dengan lidah orang Indonesia. Untuk harga hampir semua resto mematok standar yang sama. Siapin aja minimal 10 Euro/org untuk makan + minum.
1. Si Des Restaurant
Restoran ini menu-nya segambreng, kayaknya mau makan dan minum apa aja ada. Lokasinya ga jauh dari centrum Den Haag, deket area china town gitu-lah. Saya ke sana udah dua kali plus take-away sekali. Waktu take-away berasa kurang maknyus mungkin karena udah dingin ya, pesen pempek, batagor en rendang. Pas makan di sana sih lumayan puas dengan rasa makanan. Mantap-lah, masakan Indonesia emang nikmaatt... Pertama ke sana saya pesan bakso sama es campur, suami pesen rendang. Trus kedua kalinya kami pesen rijstafel karena suami pengen nyoba macem-macem masakan. Tau kan rijstafel? Nasi plus berbagai macam lauk-pauk dalam piring-piring kecil. Kirain menu rijstafel itu buat berdua taunya yang keluar buat ngasi makan 4 orang kali haha…harganya emang ga murah untuk menu rijstafel tapi kan bisa dibawa pulang dan diangetin buat besoknya.


Si Des lumayan luas dan tempatnya cukup cozy dengan ornamen-ornamen dan dinding yang didekor. Cucok buat arisan ibu-ibu gaul. Waiter-nya banyak tapi ga semua bisa bahasa Indo, mungkin mahasiswa Asia yang kerja part-time. Banyak yang ngeluh kalo pesen makan di sini lamaaa...tapi belum kejadian sama kami tuh. Yang ga enak sebetulnya fasilitas karaoke. Pernah kita makan pas lagi ada tamu yang nyanyi-nyanyi. Mending kalo suaranya enak, ini sih kayak orang teriak-teriak kenceng ga jelas. Berisik. Ganggu. Kayaknya kalo pas datang trus buka pintu saya denger lagi ada yang karaoke mending ga jadi aja deh hehe…

2.  Salero Minang
Ini udah jelas bertipe restoran Padang. Yang punya namanya Uni Rita. Salero Minang ini lokasinya ga begitu jauh juga dari centrum Den Haag, tepatnya di Prinshendrikstraat. Bisa baik tram sekali atau jalan kaki sambil menikmati kota Den Haag. Tempatnya ga sebesar Si Des tapi cukup nyaman. Yang kangen masakan Padang sih wajib ke sini deh. Suami pernah nyicipin rendang plus lauk lain (rames), saya nyobain sate padang pake lontong. Sedap. Uni Rita juga sering mengadakan promo dengan harga special dan program all-you-can-eat. Selain itu beliau aktif buka booth di acara-acara bazaar, aktif di social media, sering ngadain event di resto dan menerima pesanan delivery hingga ke seluruh Eropa. Yang paling bikin ngiler paru goreng sama jengkol campur teri sambal ijo. Aduuhh…ngiler…



3.  Depot Podjok
Kalo resto yang satu ini katanya speciality-nya di menu Iga Bakar. Banyak yang rekomen dan katanya sih yang punya pensiunan KBRI di Belanda. Karena penasaran pergilah kami ke sana. Tempatnya ga jauh juga dari centrum, bisa pake tram ato jalan kaki sekitar 30 menit. Ada di Bangkastraat tepatnya. Tempatnya nyaman sedikit lebih besar dari Salero Minang dengan banyak ornamen Jawa. Waktu kita dateng kesana lagi sepi dan pegawainya ada cowok bule juga. Yang tanya pesanan dan bawa makanan ke meja kita waktu itu cewek dan ngomongnya bahasa Belanda aja tapi mukanya sih Indonesia, mungkin blasteran kali. Duno deh. Suami seperti biasa pesen rendang dan saya pesen Iga Bakar dong pastinya. Ternyataaa…enakkk…daging kambingnya lembut, bumbu kecap manis-nya sedep. Jadi pengen nyoba menu lainnya yang juga masuk speciality mereka.



4. Warung Yanti
Tau resto ini dari temen yang katanya bakso-nya enak dan tetelan-nya banyak. Trus baca di internet resto ini masuk di Top 10 resto Indo terbaik di Belanda. High expectation dong. Dari central Den Haag kita harus naik tram sekali ke arah Scheveningen dan turun di yang deket Van Bylandstraat. Dari halte jalan kaki paling 3 menit. Tulisan yang terpampang di jendela Toko Yanti dan pas masuk ambience-nya agak suram, sepertinya sudah lama beroperasi tanpa pembaharuan interior. Jumlah meja ada 4 termasuk 1 meja bundar besar, luasnya sama dengan resto Salero Minang. Yang lagi tugas ngelayanin pengunjung waktu itu mas-mas yang bisa bahasa Indo dan Belanda. Saya pesan bakso dan suami lagi-lagi rendang (deuhh…). Keduanya dilengkapi semangkuk kecil sambal. Kita juga pesen sate ayam dan lemper. Umm…soal rasa menurut saya enak cuma bumbu sate-nya aja yang ga maknyus. Tetelan bakso-nya ternyata engga semelimpah yang dibilang si temen. Yang makan di situ hampir semua bule-bule, yang take-away juga banyak. Daerah sini resto-nya jarang kali yak.



5. Kantin KBRI
Yang ini sih ga boleh terlewat, tempat makan lezat buat orang Indonesia. Tak lain tak bukan kantin KBRI di Tobias Asserlaan nomer 8. Dari centrum bisa naik bis jurusan Kijkduin trus turun di halte Barnstraat lanjut jalan kaki sekitar 5 menitan. Masuk KBRI emang harus ada tujuannya karena suka ditanya Pak Satpam dan biasanya saya ke KBRI pasti ada yang harus diurus. Nah, mumpung di sana jajan deh di kantinnya. Tempatnya ada di bagian belakang gedung, menghadap backyard. Jenis makanannya lumayan banyak dan kalo udah sore beberapa item ada yang habis. Yang paling terkenal siomay dan rendang bikinan Pak Rudi. Menu-nya macem-macem sih, ada paket rames, gudeg, gorengan dan lainnya. Minumannya gratis mau kopi, teh ato jus. Terus terang rendang-nya Pak Rudi ini juara. Otentik. Dan dia cuma masak buat kantin KBRI aja. Saya take-away satu box buat suami makan di rumah. Dia ampe nambah 2x, lahap makannya. Alhamdulillah hehe… eh, lupa lagi kantin KBRI ini engga ada fotonya. Abis kalo kesana udah sibuk liatin makanan-nya siii…trus langsung maen lahap aja ga difoto dulu.

Kok malah jadi lapar yaa…

 

Monday, January 12, 2015

Pesta Rakyat Wassenaar 2014


Posting ini benar-benar latepost nih….karena sudah kelamaan saya ga bahas detil acaranya deh cuma foto-foto kehebohan acara Pesta Rakyat-nya saja. Ini adalah acara tahunan dari KBRI Den Haag bagi masyarakat Indonesia di Belanda dalam rangka merayakan hari kemerdekaan. Tahun 2014 kemarin diselenggarakan tanggal 6 September, normalnya pas 17 Agustus setelah upacara di Wisma Duta Wassenaar. Acaranya diundur mungkin karena sedang musim libur. Masuk ke event ini gratis. Selain bisa ketemu banyak orang Indonesia di Belanda juga dihibur oleh artis-artis dan banyak stand makanan Indonesia. Tapi ga gratis kalo pengen icip-icip, intinya lumayan dompet harus diisi lembaran-lembaran euro sebelum datang ke sini hehe…selain lapar perut lapar mata juga soalnya… Yang pasti Pesta Rakyat ini jadi acara yang paling ditunggu-tunggu rakyat Indonesia di Belanda. Bule-bule yang datang pun lumayan banyak.

Lokasi acaranya adalah di Sekolah Indonesia di Nederland (SIN) dengan panggung besar di mana para artis menghibur. Tahun kemarin ada penyanyi Denada dan Terry yang khusus didatangkan dari Jakarta. Kemudian ada musisi-musisi lokal, performance tarian dan angklung dari para siswa SIN. Untuk anak-anak kecil juga disediakan berbagai lomba khas 17-an. Yang pasti banyak pengunjung yang bertahan hingga akhir acara karena berharap doorprize yang diundi di akhir acara. Tiket pp Amsterdam-Jakarta siapa yang tak mau.....
Silahkan ikut merasakan kemeriahannya lewat foto-foto di bawah ini….

Saturday, January 10, 2015

Isi Rumah Kubus di Rotterdam


Sebelum baca posting di bawah…saya mengucapkan selamat ganti tahun yaa…semoga kian sukses di dunia dan akhirat…aamiin….

Di suatu Sabtu iseng-iseng saya dan suami mendatangi Kubuswoningen yang terkenal di Rotterdam (sebenernya saya yang penasaran dengan isi bangunan unik ini sih…). Kompleks apartemen ini dekat sekali dengan pasar Blaak dan bangunan Markthal di centrum kota Rotterdam, dari apartemen kami cukup berjalan kaki sekitar 15 menit sampai deh. Bikin penasaran karena kan bentuknya bukan apartemen bentuk kubus biasa. Posisi kubus bagian bawahnya adalah sisi tajamnya jadi miring-miring gitu hehe… Apartemen ini didesain oleh arsitek Belanda Piet Blom pada tahun 1977…. Wow ternyata sudah lama ya…. Sebagian besar sudah dihuni dan ada satu unit yang dibuat jadi atraksi umum sama pemiliknya, menjadi satu-satunya “show cube” gitu karena katanya beberapa pemilik merasa terganggu dengan banyaknya orang yang berusaha mengintip isi apartemen mereka. Jadilah melalui “show cube” siapa aja boleh melihat-lihat bagian dalam apartemen yang sudah dilengkapi perabot itu dengan membayar karcis masuk 3 Euro/orang. Nanya sama yang jaga katanya sih harga satu unit ada di kisaran 200.000 Euro. Sempet liat ada 2 unit dalam status for sale.  Tahun 2009 unit yang paling besar dijadikan hostel yang dijalankan oleh Dutch Hostel bernama Stayokay.
 

 Yuk, kita mulai keliling di dalam apartemen. Dari pintu masuk ternyata harus melewati tangga sempit menuju ke atas yang lumayan terjal kemudian baru deh ketemu sama penjaga apartemen buat beli karcis dan sekaligus lantai paling bawah apartemen yang berfungsi sebagai living room dan open kitchen. Naik ke lantai dua ada kamar tidur, ruang kerja (bisa dijadikan kamar tidur juga) dan toilet/shower. Ternyata masih ada lagi anak tangga menuju lantai 3 di mana ada ruang duduk untuk bersantai dan menikmati view kota Rotterdam atau bisa juga jadi roof garden. Hmm...lumayan homey tapi cocoknya buat single atau couple tanpa anak deh. Secara general sebenarnya ini tempat tinggal mungil yang kompak. Seperempat bagian dari rumah kubus ini merupakan ruang kosong karena dindingnya berada di bawah ceilings yang bersudut. Unik sekali ya.
Kalo kebetulan jalan-jalan ke Rotterdam, mampir deh :)

Wednesday, July 9, 2014

Puasa di Belanda, Sulitkah?



Assalamualaikum…mohon maaf saya baru mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan pada para pembaca blog kesayanganku…semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT dan bulan yang suci ini menjadi suatu kesempatan untuk menjadi individu yang lebih baik dalam segala hal…Aamiin YRA…


Ini menjadi Ramadhan pertama yang saya jalani di Belanda. Tahun ini jatuhnya pas musim panas yang otomatis siangnya lebih panjang dibanding malam. Panduan jadwal Imsakiyah yang saya dapat dari KBRI Den Haag menyatakan hari pertama imsak-nya jam 03.04 dan maghrib jam 22.11 kemudian hari terakhir imsak-nya jam 03.48 dan maghrib jam 21.48. Hmm…berarti durasi menahan lapar dan dahaga kurang lebih 19 jam. Alhamdulillaah hehe… bandingkan dengan durasi puasa di tanah air yang ‘hanya’ sekitar 13 jam, di sini imsak lebih awal namun berbuka lebih akhir. Saat keluarga di Indonesia makan sahur, saya dan suami sedang berbuka. Saat mereka berbuka, kami sedang menahan lapar… Iri rasanya sama muslim yang tinggal di Australia yang puasanya hanya 9-11 jam karena saat ini sedang musim dingin.

Awalnya saya sempat merasakan ‘takut’ atau ragu apakah saya sanggup menjalankan puasa di Belanda. Jam yang panjang jadi masalah utama. Ngobrol dengan beberapa orang Indonesia sedikit mengangkat motivasi saya. Mereka bisa maka saya pun bisa. Allah tidak akan memberi ujian yang manusia tidak akan sanggup menjalani. Bahkan di belahan bumi skandinavia dan Iceland waktunya lebih panjang lagi. Subhanallah…bahkan suasana sehari-hari pun jauh dari suasana Ramadhan. Mungkin hanya sedikit non-muslim yang mengetahui muslim sedang berpuasa. Yang bekerja atau kuliah tentu akan terasa lebih berat dibanding saya yang masih diam di rumah. Semoga Allah memberi kita pahala yang berlipat…Aamiin…

Daan…setelah dijalani ternyata semua ok-ok saja. Rasa haus dan lapar yang saya rasakan wajar sebagaimana ketika berpuasa di Indonesia. Ga lemes-lemes amat juga. Padahal makan besarnya hanya sekali karena malam yang lebih pendek, selebihnya saat berbuka saya biasa mengkonsumsi kurma beberapa butir, kue-kue manis dan makanan ringan lainnya diiringi teh. Setelah shalat maghrib baru makan besar. Setelah makan dilanjut shalat Isya pukul 00. 10. Saya akui belum melaksanakan tarawih karena rasa kantuk. Biasanya saya tidur kemudian dibangunkan alarm pukul 02.00 untuk sahur. Pernah juga sih terlewat sahur saking pulas tidur hehe… Menu sahur yang ringan-ringan saja karena masih kenyang. Yang pasti air putih/teh, buah-buahan, kurma dan susu. Atau ditambah roti dan penganan lain. Beres shalat subuh, kembali merebahkan badan di kasur. Badan terasa enteng selama menjalani puasa ini… Alhamdulillah, saya merasakan manfaat mengkonsumsi kurma hehe…

Populasi muslim di Belanda sekitar 10% dari seluruh penduduk di Belanda yang jumlahnya sekitar 16,5 juta jiwa. Mayoritas merupakan kalangan imigran Turki, Maroko, Indonesia dll. Jadi hampir tidak merasakan suasanan Ramadhan di sini kecuali mungkin kalau berkunjung ke wilayah yang mayoritas penghuninya muslim. Seperti West Rotterdam, di sana kawasan yang sangat multi-kultural. Masjid-masjid Indonesia pun banyak yang menyelenggarakan program Ramadhan seperti buka puasa bersama, kajian Islam, serta Tarawih. 

Separuh dari Ramadhan akan saya habiskan di negara lain yaitu Maroko. Nanti pasti akan nulis lagi bagaimana menjalani puasa di Maroko. Tot ziens…


Pic : http://themeforest.net/forums/thread/ramadan-mubarak-/135330

Tuesday, July 1, 2014

Kincir Angin di Kinderdijk, Belanda

Note. Artikel ini tadinya mau saya kirim ke salah satu blog yang isinya mengenai pengalaman para perempuan yang tinggal di berbagai belahan dunia. Dikarenakan tidak ada respons jadi saya posting di blog sendiri aja deh hehe...selamat membaca...


Sekitar 16 km dari kota Rotterdam tempat saya bermukim ada satu desa indah dengan banyak kincir angin bernama Kinderdijk. Kalo turis biasanya berkunjung ke Zaandam Schans yang jaraknya dekat ke Amsterdam untuk melihat jejeran kincir angin tua…nah, kalo kebetulan cuma bisa mampir ke Rotterdam sempatkan jalan-jalan ke Kinderdijk yuk… Transportasi kesana bisa dengan bus atau boat lumayan antik bernama “Nehalennia” yang berangkat dari port dekat Erasmus Brug. Saya kesana pake boat ini soalnya lagi ada diskon hehe…walaupun ujungnya agak menyesal. Kenapa? Karena di Kinderdijk-nya cuma dikasih waktu sekitar 1.5 jam. Boat-nya pengen cepet-cepet balik lagi ke Rotterdam…pff… Atraksi utamanya kalo pergi dengan boat emang bukan cuma Kinderdijk sih, tapi juga view di kiri-kanan sepanjang sungai Nieuwe Maas. Penumpang  bisa dengerin audio yang menjelaskan bangunan terkenal atau jembatan yang dilewati oleh kapal. Kita bebas milih duduk di dek kapal atau di dalam. Ada restoran juga yang menyediakan makanan dan minuman. O ya tiket pp kapal ini harganya 15 Euro / orang dengan durasi perjalanan sekitar 1 jam untuk menuju Kinderdijk. Beroperasi selama bulan April-Oktober setiap hari pukul 12.00. Enaknya kesana kalau cuaca sedang cerah pastinya. Berangkaat…

Sampai di Kinderdijk disambut dengan deretan rumah-rumah yang rata-rata didekor dengan ‘lucunya’ sama sang empu rumah. Ada yang menghias dengan banyak pot bunga, bangku taman atau pernak-pernik khas Belanda. Hmm…pengen deh punya rumah kayak gini hehe… Untuk ke area kincir anginnya kita harus jalan kaki sekitar 15-20 menit, enaknya sih bawa sepeda ya.


Dan kemudian terlihatlah jejeran windmills tua yang berjumlah 19 buah itu. Di tengah area rustic pedesaan yang kalau di musim semi dipenuhi bebungaan dan padang rumput nan hijau dengan langit biru cerah. Di antara kincir angin ada kanal yang membelah di mana pengunjung bisa menikmati pemandangan dari boat. Huaa…bagus bangett… Area ini dijadikan salah satu world heritage oleh UNESCO lo…dan salah satu windmills dijadikan museum. Tapi kalau mau masuk ya harus bayar. Ada restoran dan toko souvenir juga. Rata-rata aktivitas pengunjung Kinderdijk adalah bersepeda, piknik, mancing atau sekedar jalan-jalan dan berfoto-ria hehe… Oya, kenapa di Belanda banyak windmills? Karena Belanda ada di dataran yang rendah banget, di bawah permukaan air laut. Jadi jaman dahulu windmills digunakan untuk memompa air supaya tanahnya tetap kering. Sekarang Belanda pakai teknologi yang canggih dan mereka membangun dam-dam untuk menahan air laut di Zeeland. Kalau dibayangin agak serem juga ya tinggal di sini hehe…


Kalau berkunjung ke Rotterdam, sempatkan ke sana yaa… Makasih sudah membaca, dankjewel en tot ziens. Salaam…

Tuesday, May 27, 2014

Keukenhof 03052014



Whoot…long time no up-date for travelling article. Sorry for the absence while I have done lots of sight-seeing around Holland. I am stil working with Dutch homework, etc ;p Soo…on 3 May I visited the one and only Keukenhof in Lisse. I suppose everyone knows this place, also very famous among Indonesian tourists. I saw many Indonesian faces…yeayy haha… Keukenhof with its tulips field surely one of must-see-place when you come to Holland. I love those beautiful colors from the usual yellow and pink to bizarre blue, even dark. The garden itself not as huge as I imagined before. Hmm...maybe because now I get used to long walk.

This year Keukenhof closed at 18 May 2014, opened since early April. I forget the exact date. I was there on 3 May the day when there was a flower parade (I missed it, fyi…). Very crowded in cool air that I needed to wear my jacket, but it was nicely sunny…many people so it was not easy to find an empty spot for selfies ;p Ticket priced 23 Euro include bus from and to Leiden Central. You can also go there by bus from Amsterdam. Inside Keukenhof I found also a lonely windmill (you can go up, btw) and a huge impressive Japanese Garden, Tottori Hanakairo. Well, I think because Japan has the most beautiful garden in the world. There are also botanic houses named Kings and Queens of Netherland, like Orange Nassau, Juliana, Wilhelmina and Beatrix. Perfect for orchid lovers. You can access information about flower variety in a computer tools inside these greenhouses. In the east side there is a small farm-alike with animals interacted with visitors. Lambs family, a horse, coops, cow, bunnies and so on…kids would love playing in the area besides in a children playing ground that available. If you can’t manage to bring food from home, cafes and restaurants are ready to serve. As well as some snacks and ice cream booths around the garden.

No further saying, enjoy the photos…