Sunday, February 15, 2015

Seri Paris #4 : Terlantar Semalaman di Jalanan T_T


Posting terakhir tentang Paris nih. Selesai menyusuri dari Champs Elysees sebenarnya kami sempat bingung mau spend time kemana karena kami masih punya waktu masih lumayan banyak. Hari masih terang sedangkan bus Eurolines ke Belanda berangkat tengah malam. Kami putuskan kami berkunjung ke Notre Dame, gereja tua di Paris yang beken dengan kisah si Hunchback-nya. Tadinya sih pengen window shopping ke Lafayette juga  tapi kami memilih untuk menghemat energi dengan berkunjung ke Notre Dame kemudian mampir ke menara Eiffel untuk mengucapkan selamat tinggal sama Paris. Jadilah habis liat-liat Obelisk kami jalan stasiun metro lagi dengan tujuan Notre Dame. Sampai sana udah sore kami menyempatkan masuk ke dalam gereja dan setelah itu cuma foto-foto aja di depan sambil santai duduk-duduk menikmati suasana. Karena udah bosen kami pun jalan-jalan untuk liat pertokoan kali aja nemu suvenir lucu. Ngiler juga sih pengen nyicip kue maccaroons La Duree (banyak turis yang nenteng tas La Duree), tapi setelah kami cari kayaknya sih di sekitar Notre Dame gada cabang La Duree. Tapi malah nemu gedung antik yang keren jadi deh malah foto-foto di situ.  O ya kartu yang saya pakai buat transportasi di Paris sempet bermasalah. Kami beli untuk penggunaan unlimited 3 hari sebesar 24 Euro/orang. Di hari kedua sore ato ketiga pagi (lupa) kartu yang saya pegang ditolak terus sama mesin mungkin karena udah agak lecek sama keringat, maklum ukuran kartunya pun mini. Untungnya pas kita lapor ke loket, kartu bisa diganti baru.
 
Karena perut minta diisi lagi kami memutuskan untuk cari McD buat ngopi-ngopi, sekalian numpang wi-fi hehe... Di McD Prancis jual juga macaroons yang enak banget, yang pasti tekstur dan rasa beda dengan yang pernah diicip di Bandung. Emang kalo pengen icip rasa yang autentik harus di negara asalnya yah… Setelah re-charge energi kami kembali ke area Notre Dame dan saat ke stasiun ga sengaja nemu toko buku tua yang beken banget di kalangan traveler : Shakespeare & Company ! Walaupun cuma liat-liat depan tokonya dan foto lumayan bikin happy hehe…next harus beli buku di sana ah… Kami meneruskan langkah ke stasiun dengan tujuan Menara Eiffel. Kami ingin say goodbye sama Paris dan menikmati suasana Eiffel di malam hari. Sayangnya begitu sampai di pelataran Eiffel hujan turun, ga jadi deh menikmati malam dengan lesehan di taman huhu…untungnya kami sempet lesehan di taman Eiffel pas malam di hari kedua. Karena hujan kami cuma duduk-duduk aja di bawah menara sambil sibuk liatin peta digital di hape dan berpikir kapan ya kita bisa kembali menginjak tanah Paris ? Pas mau cabut hujan brenti jadi sempetin dulu foto-foto lagi hehe...

Macaroons-nya enaaak...potato wedges-nya jugaa.... Paris mahal tapi mau gimana lagi, rajin nabung sajalah...

Aaahh...nemu toko buku ini... 

Ketjee...I want to see you again !

Setelah puas menatap Eiffel kami pun beranjak pergi menuju stasiun Gallieni di mana kantor bis Eurolines cabang Paris berada. Sampe sana kami menyempatkan beli dinner dulu dengan menu lagi-lagi McD (fish burger, potato wedges – enak, btw). Kami kemudian cek-in untuk keberangkatan bus jam 11 malem tapi di board pengumuman kami baca kalo bis menuju Amsterdam ada delay. Suami pun nanya sama orang di loket dan juga supir yang kebetulan mau ke jurusan lain. Mereka konfirm kalo bis ke Amsterdam emang telat. Saya pun nunggu nunggu dan nunggu dengan setengah mengantuk sementara suami tetap terjaga buat jagain barang dan update jam keberangkatan bis ke Holland. Sekitar tengah malam kami pikir bus belum datang dan waktu kami nanya ke petugas, jawabannya bikin shock : bus-nya udah pergi sekitar sejam lalu, no delay. Kami liat di board pengumuman udah ganti jadi gada bukti. Jelas kami jengkel karena selain baca di board suami juga udah konfirm sama petugas loket dan salah satu supir dan mereka emang bilang bis-nya telat. Oh nooo…kita ketinggalan bis padahal besok musti kerja! Kami pun protes dan itu susah juga karena orang sana Bahasa Inggris-nya minim banget sementara kami ga bisa ngomong Prancis juga…yang pasti bikin emosi jiwa aakk…! Sebelnya mereka bilang itu salah kami dan mereka udah kasih pengumuman lewat speaker dalam Bahasa Inggris dan udah berusaha cari 2 orang yang ada di daftar penumpang mereka. Helooo…kita duduk berjam-jam di situ kenapa ga ditanya paa?? Yang pasti kita ribut di situ dan semua gamau ngalah…suasana jadi agak panas…

Mereka pun ngotot gamau kasih tiket pengganti karena merasa ga salah dan kalo mau balik ke Holland ya harus beli tiket baru. Oo menyebalkan banget karena kami dapet tiket promo pp Eurolines yang murah dan kalo harus beli tiket baru pasti harganya mehelll… Bener aja untuk 2 tiket suami harus bayar 92 Euro padahal kita udah pegang tiket pp cuma 18 Euro, hangus dah. Jauh beneerr… Belum lagi jam keberangkatan berikutnya jam 6 pagi which means kami harus bolos kerja besoknya karena masalah ini. Belum lagi harus nunggu sekitar 6 jam di luar karena kantor Eurolines dan stasiun Gallieni harus ditutup. Bete maksimaalll… kemana kita harus nunggu coba? Ini bukan pusat Paris yang ramai. Di luar sepi banget dan dingin. Kita agak takut ketemu sama orang-orang mabuk. Gimana kalo dirampok atau lainnya? Pokonya saat itu berkelebat pikiran-pikiran buruk di kepala. Apalagi kami memperhatikan dibanding kota lain di Paris banyak banget imigran (gelap, sepertinya). Soalnya di stasiun-stasiun kereta bawah tanah kami sering liat orang-orang yang menerobos tanpa bayar dan kondisi kereta bawah tanah dan stasiun di Paris rata-rata agak kumuh dan udah tua.

Kami kemudian balik ke McD tapi sudah tutup, bukan 24 jam rupanya. Cari kafe/resto tidak ada yang buka juga. Kami memutuskan untuk mendatangi hotel di sekitar situ untuk nanya-nanya harga, kali aja ada yang murah jadi kami bisa sewa kamar sekedar untuk rebahan selama beberapa jam, mencari kehangatan di tengah dinginnya malam yang menusuk. Ada 3 hotel yang kami masuki dan minimal uang yang harus kami keluarkan di atas 70 Euro. Kami harus sewa semalam, tidak ada harga khusus untuk sewa beberapa jam. Kami putuskan untuk tidak ambil kamar dan hanya duduk di kafe salah satu hotel sambil ngopi. Sebenarnya ini cuma buat tamu hotel dan kami juga sadar itu tapi kami pura-pura ga tau aja. Sampe akhirnya resepsionis hotel mendatangi kami dan nanya apa kami berniat untuk menginap di sana karena kefe ini khusus buat tamu aja tapi dia juga bilang gapapa kalo kami mau nerusin duduk di sana, basa-basi gitu sih karena dia juga bilang kalo non-tamu boleh duduk di sini maka semua orang di luar juga pasti pengen masuk ke sini. Karena ga enak diliatin terus sama security kami pun cabut dan entah mau kemana hingga beberapa jam ke depan di luar sana. Suuuckkss… Eurolines keterlaluan banget!

Kami pun berjalan ke arah stasiun lagi dan duduk di sebuah halte bis. Ternyata di sana ada sepasang manusia sedang nunggu stasiun buka juga kemudian di halte seberang ada sepasang juga plus mereka bawa bayi! Duh, kasian banget ya para traveller kere ini. Kami harus nunggu di luar yang sejam-nya berasa 5 jam (lebay…). Ga lama datang juga 2 orang laki-laki yang juga nunggu stasiun buka. Saat itu ada juga seorang lelaki ga jelas yang sepertinya sih homeless gitu, tapi untungnya dia ga ganggu kita.

Sekitar jam 5 pagi pintu stasiun buka dan kami bisa duduk (di lantai, karena gada kursi hikss…) sambil nunggu kantor Eurolines buka. Jam 6 pagi kantor bis buka dan kami segera cek-in trus nunggu bis. Ga lama bis dateng dan kami bisa duduk di dalem, ga sabar rasanya untuk segera pulang ke Holland dan istirahat di apartemen kami. Sekitar pukul 12 siang kami tiba di Rotterdam. Tujuan pertama kami adalah kantor Eurolines untuk komplain masalah yang kami alami di Paris, tapi petugasnya bilang report lewat internet aja. Sampai di apartemen kami pun langsung kirim e-mail dan dapat jawaban akan diproses dalam 1 bulan. Trus trus? Setelah kami tunggu-tunggu, mereka kasih solusi dengan tidak mengganti kerugian tapi kalo kami mau beli tiket Eurolines lagi mereka kasih diskon 25%. Pfftt…no more Eurolines deh. Untuk diskon-nya mungkin kami pakai untuk tujuan jarak dekat saja, ke Belgia misalnya. Overall, I like Paris. It was so memorable except the Eurolines part.

2 comments:

  1. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    ReplyDelete
  2. keren banget, perjalanan ditutup dengan menara effiel :)
    ah, saya ngiri berat..

    ReplyDelete