Posting terakhir tentang Paris nih. Selesai
menyusuri dari Champs Elysees sebenarnya kami sempat bingung mau spend time
kemana karena kami masih punya waktu masih lumayan banyak. Hari masih terang sedangkan bus Eurolines ke
Belanda berangkat tengah malam. Kami putuskan kami berkunjung ke Notre Dame,
gereja tua di Paris yang beken dengan kisah si Hunchback-nya. Tadinya sih
pengen window shopping ke Lafayette juga
tapi kami memilih untuk menghemat energi dengan berkunjung ke Notre Dame
kemudian mampir ke menara Eiffel untuk mengucapkan selamat tinggal sama Paris. Jadilah
habis liat-liat Obelisk kami jalan stasiun metro lagi dengan tujuan Notre Dame.
Sampai sana udah sore kami menyempatkan masuk ke dalam gereja dan setelah itu
cuma foto-foto aja di depan sambil santai duduk-duduk menikmati suasana. Karena
udah bosen kami pun jalan-jalan untuk liat pertokoan kali aja nemu suvenir lucu.
Ngiler juga sih pengen nyicip kue maccaroons La Duree (banyak turis yang
nenteng tas La Duree), tapi setelah kami cari kayaknya sih di sekitar Notre
Dame gada cabang La Duree. Tapi malah nemu gedung antik yang keren jadi deh
malah foto-foto di situ. O ya kartu yang saya pakai buat
transportasi di Paris sempet bermasalah. Kami beli untuk penggunaan unlimited 3
hari sebesar 24 Euro/orang. Di hari kedua sore ato ketiga pagi (lupa) kartu
yang saya pegang ditolak terus sama mesin mungkin karena udah agak lecek sama
keringat, maklum ukuran kartunya pun mini. Untungnya pas kita lapor ke loket, kartu bisa diganti baru.
Macaroons-nya enaaak...potato wedges-nya jugaa.... Paris mahal tapi mau gimana lagi, rajin nabung sajalah...
Aaahh...nemu toko buku ini...
Ketjee...I want to see you again !
Setelah puas menatap Eiffel kami pun beranjak
pergi menuju stasiun Gallieni di mana kantor bis Eurolines cabang Paris berada.
Sampe sana kami menyempatkan beli dinner dulu dengan menu lagi-lagi McD (fish
burger, potato wedges – enak, btw). Kami kemudian cek-in untuk keberangkatan
bus jam 11 malem tapi di board pengumuman kami baca kalo bis menuju Amsterdam
ada delay. Suami pun nanya sama orang di loket dan juga supir yang kebetulan
mau ke jurusan lain. Mereka konfirm kalo bis ke Amsterdam emang telat. Saya pun
nunggu nunggu dan nunggu dengan setengah mengantuk sementara suami tetap terjaga
buat jagain barang dan update jam keberangkatan bis ke Holland. Sekitar tengah
malam kami pikir bus belum datang dan waktu kami nanya ke petugas, jawabannya
bikin shock : bus-nya udah pergi sekitar sejam lalu, no delay. Kami liat di
board pengumuman udah ganti jadi gada bukti. Jelas kami jengkel karena selain baca
di board suami juga udah konfirm sama petugas loket dan salah satu supir dan
mereka emang bilang bis-nya telat. Oh nooo…kita ketinggalan bis padahal besok
musti kerja! Kami pun protes dan itu susah juga karena orang sana Bahasa
Inggris-nya minim banget sementara kami ga bisa ngomong Prancis juga…yang pasti
bikin emosi jiwa aakk…! Sebelnya mereka bilang itu salah kami dan mereka udah
kasih pengumuman lewat speaker dalam Bahasa Inggris dan udah berusaha cari 2
orang yang ada di daftar penumpang mereka. Helooo…kita duduk berjam-jam di situ kenapa ga ditanya paa?? Yang pasti kita ribut di situ dan
semua gamau ngalah…suasana jadi agak panas…
Mereka pun ngotot gamau kasih tiket pengganti
karena merasa ga salah dan kalo mau balik ke Holland ya harus beli tiket baru.
Oo menyebalkan banget karena kami dapet tiket promo pp Eurolines yang murah dan
kalo harus beli tiket baru pasti harganya mehelll… Bener aja untuk 2 tiket
suami harus bayar 92 Euro padahal kita udah pegang tiket pp cuma 18 Euro,
hangus dah. Jauh beneerr… Belum lagi jam keberangkatan berikutnya jam 6 pagi
which means kami harus bolos kerja besoknya karena masalah ini. Belum lagi harus nunggu sekitar 6 jam di luar
karena kantor Eurolines dan stasiun Gallieni harus ditutup. Bete maksimaalll…
kemana kita harus nunggu coba? Ini bukan pusat Paris yang ramai. Di luar sepi
banget dan dingin. Kita agak takut ketemu sama orang-orang mabuk. Gimana kalo
dirampok atau lainnya? Pokonya saat itu berkelebat pikiran-pikiran buruk di
kepala. Apalagi kami memperhatikan dibanding kota lain di Paris banyak banget
imigran (gelap, sepertinya). Soalnya di stasiun-stasiun kereta bawah tanah kami
sering liat orang-orang yang menerobos tanpa bayar dan kondisi kereta bawah
tanah dan stasiun di Paris rata-rata agak kumuh dan udah tua.
Kami kemudian balik ke McD tapi sudah tutup,
bukan 24 jam rupanya. Cari kafe/resto tidak ada yang buka juga. Kami memutuskan
untuk mendatangi hotel di sekitar situ untuk nanya-nanya harga, kali aja ada
yang murah jadi kami bisa sewa kamar sekedar untuk rebahan selama beberapa jam,
mencari kehangatan di tengah dinginnya malam yang menusuk. Ada 3 hotel yang kami masuki dan minimal uang yang
harus kami keluarkan di atas 70 Euro. Kami harus sewa semalam, tidak ada harga khusus untuk sewa beberapa jam.
Kami putuskan untuk tidak ambil kamar dan hanya duduk di kafe salah satu hotel
sambil ngopi. Sebenarnya ini cuma buat tamu hotel dan kami juga sadar itu tapi
kami pura-pura ga tau aja. Sampe akhirnya resepsionis hotel mendatangi kami dan
nanya apa kami berniat untuk menginap di sana karena kefe ini khusus buat tamu
aja tapi dia juga bilang gapapa kalo kami mau nerusin duduk di sana, basa-basi
gitu sih karena dia juga bilang kalo non-tamu boleh duduk di sini maka semua
orang di luar juga pasti pengen masuk ke sini. Karena ga enak diliatin terus
sama security kami pun cabut dan entah mau kemana hingga beberapa jam ke depan
di luar sana. Suuuckkss… Eurolines
keterlaluan banget!
Kami pun berjalan ke arah stasiun lagi dan duduk di sebuah halte bis.
Ternyata di sana ada sepasang manusia sedang nunggu stasiun buka juga kemudian
di halte seberang ada sepasang juga plus mereka bawa bayi! Duh, kasian banget
ya para traveller kere ini. Kami harus nunggu di luar yang sejam-nya berasa 5
jam (lebay…). Ga lama datang juga 2 orang laki-laki yang juga nunggu stasiun
buka. Saat itu ada juga seorang lelaki ga jelas yang sepertinya sih homeless gitu, tapi untungnya dia ga ganggu kita.
Sekitar jam 5 pagi pintu stasiun buka dan kami bisa duduk (di lantai,
karena gada kursi hikss…) sambil nunggu kantor Eurolines buka. Jam 6 pagi
kantor bis buka dan kami segera cek-in trus nunggu bis. Ga lama bis dateng dan
kami bisa duduk di dalem, ga sabar rasanya untuk segera pulang ke Holland dan
istirahat di apartemen kami. Sekitar pukul 12 siang kami tiba di Rotterdam.
Tujuan pertama kami adalah kantor Eurolines untuk komplain masalah yang kami
alami di Paris, tapi petugasnya bilang report lewat internet aja. Sampai di
apartemen kami pun langsung kirim e-mail dan dapat jawaban akan diproses dalam
1 bulan. Trus trus? Setelah kami tunggu-tunggu, mereka kasih solusi dengan
tidak mengganti kerugian tapi kalo kami mau beli tiket Eurolines lagi mereka
kasih diskon 25%. Pfftt…no more Eurolines deh. Untuk diskon-nya mungkin kami
pakai untuk tujuan jarak dekat saja, ke Belgia misalnya. Overall, I like Paris. It was so
memorable except the Eurolines part.
Baru mampir udah suka sama tulisannya :)
ReplyDeletewww.fikrimaulanaa.com
keren banget, perjalanan ditutup dengan menara effiel :)
ReplyDeleteah, saya ngiri berat..