Thursday, December 19, 2013

Pengalaman Umrah PaHe



Note. Ini artikel lama saya yang pernah saya submit untuk Antologi-nya mba Trinity Traveler (Naked Traveler) tapi rupanya tidak ada kelanjutan. Akhirnya saya submit mailing listnya Naked Traveler dan satu lagi yaitu Jalan Sutra. Sekarang saya posting di blog pribadi saya supaya lebih banyak reader yang bisa mengambil manfaat dari tulisan saya terutama yang hendak Umrah. Banyak anugerah yang saya dapat setelah ber-Umrah...alhamdulillah Allah SWT mengabulkan doa yang saya panjatkan di tempat paling mustajab di dunia... Untuk foto lainnya silahkan cek di blog ini dengan label "Travel/Islam"


Bulan Februari 2012 kemarin saya melaksanakan Umrah dengan mendatangi negara Saudi Arabia beserta 42 orang lainnya dalam rombongan. Kebetulan beberapa bulan sebelumnya ketika browsing di internet saya menemukan biro perjalanan yang melayani Umrah dengan paket hemat selama 9 hari, bedanya sih cuma di hotel. Kalau yang harga normal (dan lumayan mahal buat saya..hehe..) menginap di hotel bintang 4 atau 5 dan jaraknya dekat dengan Masjidil Haram, nah…dengan Umrah PaHe ini kami menginap di hotel bintang 3 dengan jarak sekitar 300-an meter ke Masjidil Haram. No probs at all! Toh fasilitas lainnya sama : visa, transportasi pesawat kelas ekonomi, bis AC selama perjalanan di Madinah-Mekah-Jeddah, makan prasmanan menu Indonesia 3x sehari, pembimbing, city tour ke tempat-tempat bersejarah dan perlengkapan ibadah. Hotel yang rada bagusan cuma sehari pas di Jeddah saja tapi di Mekah dan Madinah juga ga bisa dibilang jelek ko.

Selama saya di sana bisa dibilang tidak mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, yang ada bawaannya senang terusss… Kondisi musim dingin di sana pada bulan Februari malah terasa sejuk buat saya. Memang sih suasananya penuh dan ramai, mungkin karena semakin sulit dan lamanya mendapat jatah Haji orang pun beramai-ramai ber-Umrah dahulu. Akibatnya ada saat-saat dimana kita harus berjuang supaya tidak terbawa arus di pintu masuk/keluar masjid. Di dalam masjid pun berebutan deh cari tempat shalat apalagi kalau agak terlambat sudah dekat ke waktu shalat. Kalau pun kita datang awal dan mendapatkan posisi enak kadang terpaksa juga harus bergeser karena dipepet jama’ah yang baru datang dengan ukuran badan 2x orang Indonesia…sabar sabar hehe… Akhirnya sih saya malah sering diajak kenalan sama orang sebelah dan senang-senang aja dapat kenalan baru orang yang berasal dari negeri nun jauh di sana. Rupanya sama seperti kita yang suka amazed melihat bentuk fisik penghuni Timur Tengah yang wanitanya rata-rata tinggi-putih-cantik, mereka suka memperhatikan juga orang-orang Indonesia dan Malaysia yang memang mayoritas berseliweran di Nabawi dan Masjidil Haram selain jama’ah dari Turki. Di Jeddah, nama toko-tokonya banyak yang berbahasa Indonesia apalagi pedagang-pedagangnya...mahir betul sampai menggoda saja sudah memakai bahasa… Enaknya berbelanja di Arab bila persediaan mata uang Real sudah habis Rupiah pun laku dengan patokan Rp. 100.000 = 40 SR.

Untungnya saya bukan tipe orang yang heboh berbelanja, beli-beli secukupnya saja untuk oleh-oleh. Menurut pengamatan saya ketika di Madinah ruang kopor banyak terisi gara-gara belanja kurma dan penganan khas Arab lainnya (serta jewelry dan jam tangan bermerk bagi yang membawa dana berlebih), lalu di Mekah tempatnya produk konveksi seperti karpet dan sajadah, sedangkan di Jeddah apalagi kalau bukan parfum terkenal yang asli dengan harga lumayan murah asal kita pandai menawar. 

Letak hotel yang tidak terlalu dekat dengan masjid menjadikan adanya kesempatan untuk melihat-lihat suasana kota dari mulai toko serba ada dengan satu harga 2 SR, kios-kios makanan, pedagang emperan yang selalu dikerubuti para pembeli sampai pengemis-pengemis kecil yang berteriak-teriak  untuk menarik perhatian pemberi sedekah, hingga memandang terpesona jam terbesar di dunia di puncak Mecca Clock Tower. Saya sempat sih jajan kebab dan teh tarik di kios pinggir jalan karena penasaran. Rasanya? Jelas lidah saya sudah terbiasa dengan taste Indonesia, secara kebab di sana rotinya keras dan hambar isinya sedikit potongan-potongan ayam dan sayuran yang bercita rasa asam, teh tariknya pun terasa hambar…duh… Akhirnya saya buat sendiri saja di hotel minuman teh campur susu. Kalo fastfood-nya lumayan enak tapi porsinya super banyak, kami pernah diberi konsumsi makan malam dari resto fastfood berupa 4 potong ayam ukuran besar dan setumpuk kentang goreng untuk porsi 1 orang! Pantas ukuran fisik orang sana besar-besar ya. Kalau mau ngemil mending masuk supermarket saja, pilihannya banyak harganya pun relatif murah. Saya paling suka beli beli jus buah yang rasanya segar banget dan kental tidak cair seperti di sini, atau buah kurma murni bukan olahan sehingga tidak bisa dijadikan oleh-oleh karena harus disimpan di freezer. Di sana kedai bakso yang enak juga ada lo, dan laris manis diserbu jama’ah Indonesia!

O ya, saya pergi kesana sen-di-ri-an…bukan apa-apa memang kebetulan keluarga tidak ada yang bisa mendampingi, teman pun jadwalnya tidak ada yang cocok…sementara saya sudah tidak sabar untuk segera menginjakkan kaki di Tanah Haram. Temen-teman seperjalanan yang semuanya pergi dengan minimal 1 anggota keluarga terheran-heran melihat saya yang seorang perempuan muda nekat Umrah sendirian…secara mendatangi Arab gitu loo hehe… Karena negara Arab menerapkan peraturan perempuan di bawah 45 tahun (apalagi belum menikah) harus didampingi seorang mahram laki-laki maka saya mendapat “bapak angkat” selama proses imigrasi masuk dan keluar Arab. Ini penting. Setelah saya pulang ke Indonesia kembali saya membaca ada 8 perempuan muda Indonesia yang ditahan karena tidak ada mahramnya (atau lupa diberitahu oleh biro perjalanannya mungkin?)…aduh kasihan sekali…

Saya bercita-cita bila saya memasuki Arab lagi, itu adalah dalam rangka beribadah Haji. Selanjutnya tentu saja kembali ber-Umrah, harapannya sih bisa yang plus ke negara Israel dan Jordania mengunjungi Masjidil Aqsha dan Petra. Excited juga tuh baca pengalamannya Trinity (pemilik blog Naked Traveler) sewaktu pemeriksaan di imigrasi negara Israel. Doakan saya ya!

No comments:

Post a Comment